Bekasi – Senyum, tawa, dan langkah penuh semangat mewarnai pagi di kawasan Jababeka, Kecamatan Cikarang Timur, Sabtu (23/8/2025). Sekitar 3.000 orang dari berbagai latar belakang agama berkumpul mengikuti Jalan Sehat Lintas Agama, sebuah kegiatan yang digagas oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bekasi.
Bukan sekadar olahraga, jalan sehat ini menjadi ruang kebersamaan yang mempertemukan warga, tokoh agama, pejabat, dan masyarakat umum dalam satu momen persaudaraan. Anak-anak berjalan riang sambil membawa bendera merah putih, orang tua tampak bercengkerama, sementara para tokoh agama berdiri berdampingan sebagai simbol kerukunan.
Hadir di tengah peserta Wakil Bupati Bekasi, dr. Asep Surya Atmaja, yang mewakili Bupati. Ia menyebut suasana ini sebagai potret indah Kabupaten Bekasi dengan 3,2 juta penduduk yang hidup damai meski berbeda keyakinan. “Kerukunan adalah kekuatan kita. Di daerah industri terbesar di Asia ini, dengan warga dari 49 negara, kita mampu menjaga perdamaian. Dan Bekasi menjadi contoh bagi Jawa Barat dalam menjaga keharmonisan antarumat beragama,” ucapnya.
Rangkaian acara semakin bermakna dengan kehadiran sejumlah tokoh penting, mulai dari Anggota DPRD Jawa Barat, Kepala Kanwil HAM Jabar, Sekretaris Kesbangpol Jabar, Danyon D Pelopor Brimob Polda Metro Jaya, Kapolsek Cikarang Utara dan Cikarang Timur, serta tokoh masyarakat lintas agama. Hadir pula perwakilan enam agama yang berdiri bersama: Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Islam, dan Konghucu.
Ketua Panitia KH. Soleh Zaelani mengaku terharu dengan antusiasme masyarakat. “Ribuan orang hadir dengan sukarela. Ini bukti bahwa keberagaman bukan penghalang untuk kita hidup rukun,” katanya. Senada, Sekretaris FKUB, Ustad Habibi Somad, menekankan pentingnya merawat harmoni. “Kerukunan itu harus dijaga setiap hari. Acara ini memperlihatkan bahwa Bekasi menolak perpecahan dan siap bangkit bersama.”
Acara makin meriah dengan hiburan rakyat dan pembagian doorprize yang membuat suasana hangat penuh tawa. Namun lebih dari itu, jalan sehat lintas agama ini menjadi pengingat bahwa Bekasi bukan hanya pusat industri, melainkan juga rumah besar dengan semangat kebhinekaan yang hidup dalam keseharian warganya. (red)
