Home / LIFE STYLE / Kolaborasi OJK dan PNM Perkuat Edukasi Keuangan Syariah bagi Pelaku Usaha Mikro

Kolaborasi OJK dan PNM Perkuat Edukasi Keuangan Syariah bagi Pelaku Usaha Mikro

Palembang, 17 Mei 2025 – KOSMI INDONESIA – Di tengah dinamika pertumbuhan ekonomi syariah nasional, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali meluncurkan langkah konkret dengan memperluas cakupan literasi keuangan syariah bagi segmen masyarakat paling rentan secara ekonomi: perempuan prasejahtera pelaku usaha mikro. Melalui program Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah (SICANTIKS), OJK menggandeng PT Permodalan Nasional Madani (PNM), menjadikan Account Officer (AO) PNM sebagai mitra edukasi strategis di tingkat komunitas.

Program ini tidak sekadar pelatihan atau seminar satu arah. SICANTIKS merupakan upaya sistematis untuk membekali para AO—yang menjadi pendamping utama nasabah ultra mikro—dengan wawasan keuangan syariah yang relevan, aplikatif, dan mudah disampaikan kepada masyarakat. Dengan pendekatan berbasis komunitas, program ini menargetkan dampak berlapis: memperkuat pemahaman, mengubah perilaku finansial, hingga meningkatkan kualitas hidup melalui praktik keuangan yang beretika dan inklusif.

Dari Data ke Dampak

PNM mencatat hingga awal 2025, jumlah nasabah aktifnya telah menembus angka 21,9 juta orang, tersebar di lebih dari 910 ribu kelompok usaha. Menariknya, sekitar 74 persen portofolio pembiayaan PNM kini berbasis syariah, dengan total pembiayaan mencapai Rp45,2 triliun.

“Ini bukan sekadar angka,” ujar Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, dalam sambutannya di Palembang. “Di balik setiap kelompok usaha yang kami dampingi, ada perempuan-perempuan tangguh yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. SICANTIKS adalah ikhtiar bersama agar mereka tidak hanya mampu berusaha, tapi juga memahami prinsip keuangan syariah yang adil dan berkelanjutan.”

Program ini memberikan pelatihan intensif kepada AO PNM agar dapat menjadi agen literasi keuangan syariah yang efektif. Materi yang diajarkan mencakup dasar-dasar fiqih muamalah, pengelolaan keuangan pribadi dan usaha secara syariah, serta praktik pembiayaan syariah yang sesuai dengan konteks mikro.

Peran AO: Lebih dari Sekadar Petugas Lapangan

Selama ini, para AO PNM dikenal sebagai ujung tombak operasional yang menghubungkan institusi dengan nasabah secara langsung. Mereka tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi juga memberikan pendampingan usaha, pemantauan mingguan, hingga motivasi personal kepada para ibu pelaku UMKM. Dalam konteks SICANTIKS, peran AO diperluas menjadi financial educator dan fasilitator pembelajaran komunitas.

“Kami mendengar banyak cerita AO yang mendampingi ibu-ibu belajar menabung pertama kalinya, atau mulai mencatat arus kas walau hanya dengan buku bekas,” ujar Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen. “Kekuatan program ini justru ada di hubungan manusiawi antara AO dan komunitas. Itulah mengapa kami yakin literasi keuangan syariah bisa berkembang dengan pendekatan seperti ini.”

Literasi, Inklusi, dan Visi Ekonomi Syariah Nasional

Program SICANTIKS tak bisa dilepaskan dari visi jangka panjang pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah yang inklusif dan berdaya saing global. Indonesia, dengan lebih dari 230 juta penduduk muslim, memiliki potensi besar sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Namun, potensi ini masih terhambat oleh rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah, terutama di kalangan masyarakat bawah.

Laporan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK tahun 2022 mencatat bahwa literasi keuangan syariah nasional baru mencapai 9,1 persen, jauh di bawah literasi keuangan konvensional yang mencapai 49,7 persen. Angka ini menunjukkan perlunya intervensi masif yang tidak hanya menyasar sektor formal, tetapi juga komunitas akar rumput—di mana mayoritas pelaku UMKM berada.

“Ketika ibu-ibu di pelosok mulai memahami perbedaan antara pembiayaan syariah dan konvensional, atau mulai bertanya soal akad murabahah dan bagi hasil, itulah momen ketika literasi benar-benar hidup,” tambah Friderica.

Jalan Panjang Menuju Kemandirian Finansial

Dengan keberhasilan program SICANTIKS di Palembang, OJK dan PNM berharap inisiatif ini dapat diperluas ke berbagai wilayah lain di Indonesia. Pendekatan berbasis komunitas, kolaboratif, dan kontekstual dianggap sebagai kunci keberhasilan edukasi keuangan yang menyentuh akar persoalan.

Sementara itu, tantangan masih banyak. Mulai dari minimnya literatur yang mudah dipahami oleh masyarakat awam, keterbatasan tenaga edukator di daerah, hingga perlunya integrasi antara program literasi dengan akses produk dan layanan keuangan syariah yang mudah dan aman.

Namun, jika ada satu hal yang bisa disimpulkan dari pelaksanaan SICANTIKS, itu adalah: perubahan besar bisa dimulai dari percakapan sederhana antara seorang AO dan ibu-ibu di komunitas kecil—selama ada kesungguhan dan niat baik untuk membangun masa depan bersama.

#LiterasiKeuanganSyariah #SICANTIKS #PNMuntukUMKM #EkonomiInklusif #AOInspiratif #PNMuntukUMKM #PNMPemberdayaanUMKM

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *