BEKASI – KOSMI INDONESIA – Jambore Ranting (Jamran) Cikarang Utara 2025 yang digelar di Bumi Perkemahan Karang Kitri, Bojongmangu, sejak 22 Agustus lalu, bukan hanya ajang perkemahan massal. Lebih jauh dari itu, kegiatan ini menjadi arena pendidikan karakter bagi ribuan Pramuka Penggalang yang datang dari 72 gugus depan di Kecamatan Cikarang Utara.
Dengan tema “Bersatu dalam Keragaman: Mewujudkan Pramuka Cikarang Utara yang Kolaboratif, Toleran, dan Berjiwa Sosial”, Jamran 2025 meneguhkan kembali nilai dasar Pramuka: disiplin, mandiri, cinta tanah air, dan peduli terhadap sesama.
Belajar Hidup Bersama
Sebanyak 1.618 peserta — terdiri dari 720 putra dan 770 putri — berlatih hidup sederhana di alam terbuka. Mereka makan bersama, tidur di tenda, bergiliran korve, hingga menjaga kebersihan lingkungan perkemahan. Semua itu menjadi praktik nyata nilai gotong royong dan tanggung jawab yang diajarkan dalam Dasa Darma Pramuka.
Setiap regu juga ditemani pembina pendamping. Ada 128 pembina yang memastikan peserta tetap aman, sehat, dan bisa mengikuti seluruh kegiatan dengan penuh semangat.

Kegiatan yang Membentuk Jiwa Pramuka
Di lapangan, anak-anak dilatih untuk berani, kreatif, dan mandiri. Ada giat rotasi seperti Eco Printing yang mengajarkan keterampilan tangan, seminar Anti Bullying untuk menanamkan kepedulian, hingga zona petualangan seperti sumpitan dan ketapel yang melatih konsentrasi serta ketangkasan.
Tidak hanya permainan, mereka juga mengikuti apel pagi dan sore, upacara bendera, hingga parade semaphore yang mengasah kedisiplinan sekaligus memperkuat persatuan.
Miniatur Kehidupan Bermasyarakat
Jamran 2025 dirancang seperti sebuah negara kecil. Ada sistem pemerintahan perkemahan dengan gubernur, bupati, camat, hingga kelurahan. Setiap peserta merasakan bagaimana hidup dalam tatanan masyarakat yang tertib, demokratis, dan penuh tanggung jawab.
Menurut Ketua Kwarran Cikarang Utara, Rohayati, S.Pd., M.Pd., sistem ini dirancang untuk menanamkan kepemimpinan sejak dini. “Anak-anak belajar memimpin dan dipimpin, menghargai aturan, serta menjaga kebersamaan,” ujarnya.
Si Ranca: Simbol Pramuka yang Adaptif
Jamran kali ini juga menghadirkan maskot “Si Ranca”, seekor katak berikat kepala batik khas Bekasi. Katak dipilih karena mampu hidup di dua alam, simbol bahwa seorang Pramuka harus lincah, tangguh, dan siap beradaptasi di berbagai situasi.
Lebih dari Sekadar Perkemahan
Dengan beragam kegiatan edukatif dan rekreatif, Jamran Cikarang Utara 2025 menjadi bukti nyata bahwa Pramuka bukan hanya kegiatan baris-berbaris atau perkemahan, melainkan sistem pendidikan nonformal yang efektif membentuk karakter generasi muda.
Di bawah semangat “Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan”, Jamran ini melahirkan pengalaman berharga bagi setiap peserta: tentang persaudaraan, pengabdian, dan keberanian menjadi generasi penerus bangsa. (yan)





















