Cikarang, 15 Juli 2025 — KOSMI INDONESIA – Transformasi digital dalam sektor pendidikan bukan lagi wacana, melainkan kebutuhan strategis. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed, dalam kuliah umum di President University Convention Center (PUCC), Kota Jababeka, menegaskan bahwa integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) di pendidikan dasar adalah langkah krusial dalam mencetak sumber daya manusia unggul menghadapi era industri masa depan.
Mengusung tema “The Future of Learning: How AI and Digital Literacy are Reshaping Basic Education”, kuliah umum ini menjadi bagian dari upaya membangun kesiapan ekosistem pendidikan menuju Indonesia Emas 2045—sebuah visi besar yang menempatkan pendidikan sebagai kunci pertumbuhan ekonomi dan daya saing global.
“Kita tidak sedang berbicara tentang masa depan yang jauh. AI dan revolusi digital sudah hadir. Pendidikan harus menjadi ruang strategis untuk menyiapkan generasi yang tidak hanya adaptif, tapi juga kreatif dan berdaya cipta,” tegas Mu’ti.
AI Jadi Mata Pelajaran Pilihan: Investasi Kompetensi Sejak Dini
Dalam paparannya, Menteri Mu’ti mengumumkan kebijakan pengenalan AI sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah dasar dan menengah mulai tahun ajaran 2025/2026. AI akan diintegrasikan ke dalam program penguatan literasi digital dan keterampilan abad ke-21 seperti computational thinking dan coding.
Namun, implementasi kebijakan ini akan dilakukan dengan pendekatan bertahap dan berbasis kesiapan infrastruktur sekolah.
“Ini adalah investasi kompetensi jangka panjang. Tapi tidak semua sekolah bisa langsung bertransformasi. Pemerintah akan melakukan pemetaan dan intervensi berbasis data,” jelasnya.
Pendidikan Karakter Tetap Jadi Pilar Strategis
Di tengah penetrasi AI, Prof. Mu’ti menggarisbawahi pentingnya menjaga daya pikir kritis, etika digital, dan kreativitas manusia sebagai diferensiasi utama yang tidak bisa digantikan mesin. Ia mengangkat fenomena “brain rot” sebagai tantangan baru dalam pendidikan digital yang harus direspons dengan penguatan pendidikan karakter dan moral.
“Keunggulan manusia terletak pada kemampuan memberi makna. AI dapat mengolah data, tapi tidak mampu menggantikan empati dan intuisi. Maka, pendidikan karakter tetap jadi pilar utama,” tambahnya.



SMA Presiden: Model Integratif Pendidikan Karakter dan Akademik
Kunjungan Prof. Mu’ti ke SMA Presiden, sekolah berasrama yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan President University, menjadi bagian dari tinjauan langsung terhadap model pendidikan yang menggabungkan kedisiplinan semi-militer, kecakapan akademik, dan pembinaan kepemimpinan.
“Pendekatan yang digunakan di SMA Presiden menunjukkan bagaimana pendidikan bisa dirancang tidak hanya untuk hasil ujian, tapi untuk menyiapkan pemimpin masa depan,” katanya.
SD Darmono: Pendidikan Sebagai Pilar Pembangunan Ekonomi
Pendiri President University, Setyono Djuandi Darmono, yang turut membuka acara, menyampaikan pandangan strategis soal posisi pendidikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Ia menekankan pentingnya membekali mahasiswa dan generasi muda dengan kapasitas wirausaha dan kepemimpinan, bukan hanya keterampilan kerja.
“Negara maju karena mampu mengelola asetnya. Pendidikan kita harus menyiapkan pencipta lapangan kerja, bukan hanya pencari kerja,” tegas Darmono.